Sebenarnya hal-hal semacam itu akan lebih mudah diatasi kalau kita memahami cara kerja otak. Kita perlu memiliki ketrampilan mengendalikan gelombang otak yang bisa memudahkan kita menenangkan diri di saat panik. Dengan memahami posisi gelombang otak, kita bisa mengatur mood sehingga selalu merasa bahagia dan sukses dengan setiap hal yang kita lakukan.
Untuk mencapai kebahagiaan lewat kendali gelombang otak, kita bisa belajar dari anak-anak. Pernahkah Anda memperhatikan anak-anak ketika sedang bermain dengan teman-temannya? Lihatlah betapa mudahnya mereka tertawa bahagia. Meskipun mungkin baru saja saling mencakar dan sama-sama menangis, tapi beberapa menit kemudian mereka seolah sudah melupakan tangisan dan sudah kembali bermain bersama dengan kompaknya.
Menurut Erbe Sentanu dari Katahani Institute, hal itu karena anak-anak masih mudah menyetel gelombang otaknya memasuki frekuensi alpha-theta. Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
Sebelum masuk lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui tentang macam-macam gelombang dalam otak kita.
Apa itu gelombang otak???
Ada empat gelombang dalam otak manusia, yakni : delta, gamma, beta, alpha, dan theta.
DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4 hz ).
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “keadaan tidur sangat lelap”.
Berdasarkan penyelidikan para ahli, pada seseorang yang menderita gangguan otak (fisik, benturan otak, pendarahan otak dan koma), fase getaran yang terjadi didominasi oleh gelombang delta. Di sisi lain, getaran gelombang Delta ini juga menstimulasi proses penggantian sel-sel tubuh yang rusak ( Recovery processing ). Dengan perkataan lain, terjadinya proses penyembuhan alami didorong oleh getaran gelombang delta.
GAMMA wave ( 16 hz ~ 100 hz )
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami “ aktifitas mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, “nervous”. Gelombang ini terjadi ketika kita dalam kondisi kesadaran penuh.
BETA wave ( diatas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz )
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami “ aktifitas mental yang sadar penuh dan normal, aktif, dengan konsentrasi penuh” dan dapat dibagi pula menjadi 3 kelompok, yaitu
- highbeta ( 19 Hz + ) yang overlap/transisi dengan getaran gamma
- beta ( 15 hz ~ 18 hz ), juga overlap/transisi dengan getaran gamma
- lowbeta (12 hz ~ 15 hz).
Adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “relaksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2 mata mulai menutup atau mulai mengantuk.
Alpha wave merupakan suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar (atau bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup). Disinilah saat-saat penting dimana seorang ahli hipnotis mulai melakukan aktifitas hipnotisnya untuk memberikan sugesti kepada pasiennya sesuai perintah yang direncanakan kepada yang dihipnotis (objek). Selain pada orang yang dihipnotis, fase gelombang alpha juga terjadi pada tahap permulaan MEDITASI (meditasi ringan).
Frekuensi alpha 8 ~ 12 hz , merupakan frekuensi pengendali, penghubung dan melakukan aktifitas yang berpusat di-sel2 thalamic ( electrical activity of thalamic pacemaker cells ). Selain itu, frekuensi alpha juga merupakan fase dan pintu masuk (gate-away) dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta ( 4 hz ~ 8 hz).
Biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung lama dibanding dengan tingkatan lainnya (gamma, beta, theta dan delta wave), namun merupakan bagian penting terutama bagi penderita ADHD , pada saat melakukan latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau neurofeedback .
THETA wave ( 4 hz ~ 8 hz )
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “keadaan tidak sadar atau tidur ringan ” atau sangat mengantuk. Tanda-tanda keadaan ini adalah napas yang mulai melambat, lebih dalam dan panjang dibandingkan biasanya.
Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini masuk kefase atau dibawah pengaruh “trance”, kesurupan, hipnosis, MEDITASI DALAM, sedang menjalani ritual-ritual agama, atau mengalirnya tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).
Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak yang normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran frekuensi theta, namun akan hilang sedikit demi sedikit menjelang dewasa (kecuali pada saat menjelang tidur).
Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata-rata tidur lebih dari 12 jam setiap harinya, sehingga mereka lebih banyak masuk dalam fase gelombang theta dan gelombang delta ketimbang gelombang beta dan alpha. Akibatnya, anak kecil tersebut mempunyai cara berpikir yang tidak masuk akal (berangan-angan atau seperti bermimpi walaupun dalam kondisi sadar) dalam kehidupan sehari-hari dan sedikit demi sedikit akan berubah menjelang remaja/dewasa.
Sementara orang dewasa hanya mengalami gelombang ini dalam kondisi tidur normal (7-8 jam perhari), dan hanya sebentar. Fase gelombang ini terjadi secara periodic, akan berpindah/bergeser ke-gelombang delta dan kembali lagi ke theta berkali-kali, diikuti getaran pelopak mata yang dikenal dengan REM (rapid eyes movement ) dan Non REM atau NREM ( non rapid eyes movement ).
Fakta mengenai gelombang theta
- Kejadian dimana biasanya anak balita selamat (walaupun tidak selalu terjadi) pada kecelakaan pesawat udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut. Orang awam menganggapnya sebagai adanya tangan-tangan ajaib tak terlihat yang menolong anak-anak ini dari kecelakaan, namun berdasarkan penyelidikan para ahli, telah terbukti hal ini disebabkan getaran gelombang theta. Anak-anak lebih mampu untuk memasuki fase-fase gelombang theta yang lama dan permanen, baik dalam keadaan tidur maupun sadar, sehingga pada gelombang-gelombang theta inilah terjadi mukjijat atau keajaiban.
- Anak INDIGO ( anak super cerdas dan memiliki indra ke-enam/ ESP/Extra sensory perception), juga termasuk yang mudah memasuki fase gelombang theta yang cukup lama dan dapat permanen.
- Komunikasi dengan TUHAN juga akan terjadi apabila manusia biasa dapat memasuki fase gelombang theta (batas alpha – theta), misalnya pada saat kita berdoa, meditasi, melakukan ritual2 agama (apapun agamanya), sehingga para ahli berpendapat bahwa disetiap otak manusia ada bagian yang disebut “GOD SPOT”
- Brain Respiration – Pernapasan Otak (Pusat Syaraf). Hampir semua latihan pernapasan ( Prana Yoga, Asanas Yoga, Chikung, Taichi dsb ), masuk kelompok pernapasan ini, karena dengan latihan napas yang teratur dan seirama (tarik, tahan, buang dan tahan napas sesuai ketukan/denyutan), akan membuat otak (pusat saraf) menjadi rileks, sehingga getaran otak akan masuk ke fase gelombang alpha-theta (7.83 hz ~ 8 hz).
- Pendulum (bandul berayun) dan bola kristal, yang biasa digunakn paranormal juga merupakan alat yang mampu merespon pusat saraf para pelakunya untuk masuk ke fase gelombang theta, sehingga mampu untuk membangkinkan kondisi yang supranatural.
- Perlu diketahui, belahan otak kiri (LOGIKA) lebih banyak merespon gelombang Gamma dan Beta, sementara belahan otak kanan (INTUISI) lebih banyak merespon gelombang theta.
Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan ketrampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa , keterampilan memasuki kondisi alpha-theta itu hilang.
Selain itu, tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif. Akibat dari kehidupan semacam ini adalah kurangnya waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, sehingga kita makin mudah stres.
LEBIH DALAM UNTUK ALFA-THETA
Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.
Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat?
CARA MENYETEL GELOMBANG ALFA-THETA
- Kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi. Teknologi audio yang disebutnya digital prayer.
- Mendengar bunyi-bunyian yang menimbulkan gelombang tertentu yang dengan mudah akan diterima otak. Biasanya berupa lagu-lagu yang menenangkan, dikemas dalam CD bertema Relaxation Therapy dsb.
- Melatih belahan otak kiri dan otak kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan tingkat kerjasama yang tinggi, umumnya akan membuat orang melihat kehidupan dengan lebih objektif, tanpa ketakitan dan kecemasan. Selain lebih mudah memasuki kondisi khusuk atau rileks yang dalam, juga memiliki kemampuan memfokuskan konsentrasi yang lebih baik. Selain itu karena kondisinya lebih sinkron dan seirama, otak akan mengeluarkan senyawa kimia penyebab rasa nyaman dan nikmat dalam jumlah besar sehingga terjadi relaksasi secara alami. Nampaknya Cara ini bisa membantu mereka yang tidak terbiasa dengan latihan-latihan meditasi, yoga, tai chi, dan lainnya.
- Stimulasi cahaya melalui mata
Stimulasi gelombang otak, dapat juga melalui cahaya atau melalui mata dengan gambar bergerak atau beranimasi (kelopak mata terbuka) atau mata tertutup dengan menyalakan dan mematikan cahaya hitam/putih atau berwarna (cahaya menembus kelopak mata memakai alat Audio strobe LED Glasses), yang disesuaikan dengan irama gelombang otak (beta, alpha, theta, delta ), dengan perkataan lain ber-kelap – kelip atau fliker.
Ada larangan untuk tidak melakukan terapi gelombang otak pada :
- Wanita hamil dan menyusui
- Penderita epilepsi (tanpa pengawasan dokter/ahli)
- Pemakai alat pacu jantung ( pace maker )
- Mereka yang dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan aditif lainnya.
- Mereka yang ketergantungan obat-obatan narkotika ( tanpa pengawasan dokter/ahli)
- Penderita gangguan saraf, pendarahan otak/stroke
- Jika sedang mendapat pengobatan/perawatan lainnya, dianjurkan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter/ahli,.
- Sedang berada atau mengendarai kendaraan bermotor.
Sumber : http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/12/stres-tidak-terkendali-hilangkan-dengan-terapi-gelombang-otak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar